WELCOME TO COFFEEBREAK EDUCATION ZONE

WELCOME TO COFFEEBREAK EDUCATION ZONE

daftar isi

Google Translate
English

Minggu, 04 Maret 2012

Metode Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC)

Metode Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC)
Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan secara kooperatif. Metode Inside Outside Circle (IOC) yang merupakan salah struktur dari  model pembelajaran kooperatif. (Agus Suprijono, 2010:97) Teknik mengajar lingkaran kecil dan lingkaran besar (Inside-Outside Circle ) yang merupakan dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.   
Pembelajaran metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. pengertian metode ceramah Sudirman,dkk (1992:113) adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Oleh karena itu, guru hanya memiliki peran yang sangat penting. Surakhmad (1994:98) juga mengungkapkan bahwa metode ceramah ialah bentuk interaksi seseorang terhadap sekelompok pendengar. Dalam hal ini, yang dilakukan guru dalam pembelajaran metode ceramah. Tugas utama guru yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal.
Pembelajaran ceramah merupakan pembelajaran yang paling lama digunakan dalam sejarah pendidikan dan masih digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena metode ini merupakan sebuah metode yang sangat mudah dilakukan oleh guru. Pada hakekatnya ceramah adalah suatu metode pembelajaran dimana guru berada di depan kelas, memimpin, menentukan dan jalannya pelajaran serta mentransfer segala rencana yang akan diberikan pada siswa (Wiryohandoyo,dkk 1998:32). Aktivitas kegiatan belajar mengajar selama ini merupakan pseudo pembelajaran. Terdapat jarak cukup jauh antara materi yang dipelajari dengan peserta didik sebagai insani yang mempelajarinya. Materi yang dipelajari terpisah dari peserta didik yang mempelajarinya. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi terhadap materi yang dipelajari dari pada struktur yang terdapat di dalam materi itu. (Agus Suprijono,2010:1)
Pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan. Belajar bukan manifestasi kesadaran dan partisipasi, melainkan keterpaksaan mobilisasi. Dampak psikis ini tentu kontraproduktif dengan hakikat pendidikan itu sendiri yaitu memanusiakan manusia atas seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki secara kodrati. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang tidak dilandasi oleh paham konstruktivisme, titik tolak pembelajaran tidak dimulai dari pengetahuan awal yang dimiliki siswa (prior knowledge). Pembelajaran dimulai dari penyajian informasi, pemberian ilustrasi dan contoh soal, latihan soal-soal sampai pada akhirnya guru merasakan apa yang diajarkan telah dimengerti oleh peserta didik .
Perbandingan antara pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran ceramah adalah sebagai berikut :
1.    Kelompok belajar kooperatif
a.     Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk 
memberikan pengalaman memimpin para anggota kelompok
b.    Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi hubungan interpersonal
c.     Kelompok belajar heterogen, baik dari kemampuan akademik, jenis, kelamin, ras, etnik, dan lain sebagainya
2.         Kelompok belajar ceramah
a.    Pimpinan kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinya masing-masing.
b.    Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas
c.    Kelompok belajar biasanya homogen, persamaan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini, adapun metode pembelajaran adalah metode pembelajaran struktural. Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. (Ibrahim dkk, 2005:25) Struktur yang dikembangkan oleh Spencer Kagan ini sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, di mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur yang dikembangkan Spencer Kagan ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual.
Dalam  penelitian ini metode pembelajaran Inside outside circle. Pembelajaran ini merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen, membentuk lingkaran luar berdiri menghadap ke dalam  dan lingkaran dalam berdiri melingkar menghadap keluar, beri persoalan materi bahan ajar pada tiap-tiap pasangan yang berhadapan disebut kelompok pasangan asal. Kemudian beri waktu untuk berdiskusi, setelah mereka berdiskusi, guru meminta kepada anggota kelompok lingkaran dalam bergerak berlawanan arah dengan anggota kelompok lingkaran luar. Setiap pergerakan akan membentuk pasangan baru. Pasangan ini wajib memberi informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal, sehingga hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut kemudian dipaparkan sehingga terjadi diskusi antar kelompok besar.  Inside outside circle merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Agus Suprijono, 2010:97)  untuk melibatkan lebih banyak siswa yang menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Guru dapat memberi ulasan maupun mengevaluasi hal-hal yang telah didiskusikan. Guru menggunakan struktur enam  langkah seperti berikut :
Langkah 1 : Pembentukan Kelompok lingkaran luar dan lingkaran dalam
Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 8 orang dan kepada setiap anggota berdiri membentuk lingkaran dalam melingkar menghadap keluar dan lingkaran luar berdiri melingkar menghadap ke dalam. Dengan demikian antara anggota lingkaran dalam dan lingkaran luar saling berpasangan disebut kelompok asal.
Langkah 2 : Memberikan Tugas
Guru memberi tugas tiap-tiap pasangan asal itu sesuai dengan indikator pembelajaran yang dirumuskan .
Langkah  3 : Berdiskusi
Memberikan waktu secukupnya untuk berdiskusi kepada tiap-tiap pasangan.
Langkah 4: Bergerak berputar lingkaran dalam dan lingkaran luar membentuk pasangan baru 
       Setelah mereka berdiskusi, guru meminta kepada anggota kelompok lingkaran dalam bergerak berlawanan arah dengan anggota kelompok lingkaran luar. Setiap pasangan terbentuk pasangan baru. Pasangan ini wajib memberi informasi berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok asal, demikian seterusnya. Pergerakan akan berhenti jika anggota kelompok lingkaran dalam dan lingkaran luar bertemu dengan pasangan asal.  Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut dipaparkan sehingga terjadilah diskusi antar kelompok.
Langkah 5 : Penilaian dan mengevaluasi
       Guru memberikan ulasan dan mengevaluasi hal-hal yang telah didiskusikan.

| Free Bussines? |

0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Kode Iklan sobat yg berukuran 120 x 600 disini!!!
;