WELCOME TO COFFEEBREAK EDUCATION ZONE

WELCOME TO COFFEEBREAK EDUCATION ZONE

daftar isi

Google Translate
English

Minggu, 04 Maret 2012

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan kombinasi antara belajar secara kooperatif dengan belajar secara individual. Siswa tetap dikelompokkan, tetapi setiap siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing, setiap anggota kelompok saling membantu dan mengecek. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Metode TAI merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Metode pembelajaran TAI akan memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Kesulitan pemahaman materi yang tidak dapat dipecahkan secara individual dapat dipecahkan bersama dengan asisten serta bimbingan guru. Kesulitan pemahaman konsep dapat dipecahkan bersama karena keberhasilan dari setiap individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Metode pembelajaran TAI dapat menghemat waktu presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan dititik beratkan pada keaktifan siswa.
Ketika guru menyampaikan suatu materi pelajaran dalam kelas yang beragam pengetahuannya, kemungkinan beberapa siswa tidak mempunyai keterampilan-keterampilan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Sedangkan siswa lain mungkin telah mengetahui materi tersebut dapat mempelajari dengan cepat dan waktu yang tersisa terbuang percuma. Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI, karena pembelajaran ini merancang sebuah bentuk pembelajaran kelompok dengan cara menyuruh para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah serta saling memotivasi untuk berprestasi.
1. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
TAI merupakan pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
a. Team atau kelompok. Kelompok yang dibentuk beranggotakan 5 orang siswa. Kelompok tersebut merupakan kelompok heterogen, yang mewakili hasil-hasil akademis dalam kelas, jenis kelamin dan ras. Fungsi kelompok adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok ikut belajar dan lebih khusus adalah mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan tes dengan baik.
b. Placement Test atau Tes Penempatan. Para siswa diberi pretest pada permulaan program. Hal ini dimaksudkan untuk menempatkan siswa pada kelompok belajar yang didasarkan pada hasil tes mereka.
c. Curiculum Material atau Perangkat Pembelajaran. Dalam pembelajaran, strategi pemecahan masalah ditekankan pada seluruh materi. Masing-masing unit terbagi dalam:
1) Satu lembar petunjuk, berisi tinjauan konsep-konsep yang diperkenalkan oleh guru dalam pengajaran kelompok, dibahas dengan singkat.
2) Beberapa lembar praktek keterampilan masing-masing praktek keterampilan memperkenalkan sebuah sub keterampilan yang membawa kepada ketuntasan keseluruhan keterampilan.
3) Tes formatif, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah kuis.
d. Team Study atau Belajar Kelompok. Setelah guru menjelaskan materi pokok pada tiap pertemuan, siswa ditempatkan pada kelompoknya masing-masing. Tujuan dari kelompok ini adalah agar semua siswa aktif untuk belajar dan lebih khusus siswa menyelesaikan tugas secara mandiri. Setiap siswa dalam setiap kelompok bekerja dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Siswa membentuk pasangan untuk saling memeriksa.
2) Siswa mempelajari materi pokok dan bertanya kepada rekan kelompok atau guru jika ada yang tidak dimengerti.
3) Setelah itu, siswa mengerjakan tugas pada modul yang dibagikan.
e. Team Scores and Team Recognition atau Skor Kelompok dan Pengakuan Kelompok. Pada akhir tiap siklus, guru menghitung skor kelompok. Skor ini diperoleh dari rata-rata nilai kuis dan nilai tes tiap siklus yang diperoleh tiap anggota kelompok. Kemudian guru mengumumkan predikat untuk tiap kelompok berdasarkan skor yang diperoleh. Kriteria yang dianut untuk prestasi kelompok yaitu kriteria tinggi untuk kelompok super, kriteria menengah untuk kelompok hebat dan kriteria minimum untuk kelompok baik.
f. Teaching Group atau Pengajaran Kelompok. Pada tiap pertemuan, guru memberikan bimbingan selama 10 sampai 15 menit dalam suatu kelompok yang anggotanya diambil dari tiap-tiap kelompok yang terbentuk yang memiliki tingkat penguasaan yang sama dilihat dari modul yang diselesaikan. Tujuan dari pengajaran kelompok ini adalah agar siswa dapat mengintegrasikan pengatahuan-pengetahuan baru yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka dapat memahami konsep yang diajarkan dengan baik. Pada saat guru memberikan pengajaran kelompok ini, siswa yang lain tetap melanjutkan untuk mengerjakan modul pada kelompoknya masing-masing.
g. Fact Test atau Tes Fakta. Dua kali seminggu para siswa diberikan kuis.
h. Whole Class atau Unit-unit Kelas Keseluruhan. Setelah pertemuan ke tiga tiap siklus, guru menghentikan pengajaran individual dan pengajaran kelompok, kemudian menggunakan waktu satu kali pertemuan untuk memberikan materi kepada siswa secara keseluruhan yang berhubungan dengan strategi pemecahan soal, sehingga mereka lebih siap untuk menghadapi postest.
2. Sintaks Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut :
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test).
c. Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching Group).
d. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender. Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teams).
e. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. Dan setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa soal – soal latihan yang terdapat pada buku siswa yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).
f. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. (Mengadopsi komponen Student Creative).
g. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition).
i. Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
3. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
1) Kesulitan pemahaman materi yang tidak dapat dipecahkan secara individual dapat dipecahkan bersama dengan asisten serta bimbingan guru.
2) Dapat menghemat waktu presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan dititik beratkan pada keaktifan siswa.
3) Dapat menciptakan rasa tanggung jawab untuk saling membantu anggota kelompoknya dalam memecahkan masalah sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif
4) Memotivasi siswa untuk berprestasi dalam kelompok-kelompok belajar.
4. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Beberapa kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI yaitu:
a. Guru harus meminimalkan keterlibatan dalam manajemen tiap kelompok.
b. Teknik yang digunakan dalam pengajaran di kelas harus yang sederhana sehingga siswa yang berada pada tingkat tertentu dapat memahami dan melaksanakan dengan baik.
c. Guru memotivasi setiap siswa untuk bekerja dalam kelompoknya masing-masing dengan cepat dan seefesien mungkin tanpa harus meniru pekerjaan temannya.

| Free Bussines? |

0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Kode Iklan sobat yg berukuran 120 x 600 disini!!!
;